Lain-lain

Lafalkan Syahadat, Gadis asal Sukapura Probolinggo Jadi Mualaf


PROBOLINGGO – Seorang gadis bernama Sinta Arni Pramita memutuskan untuk memeluk agama Islam sejak Jum’at (25/10). Gadis kelahiran 11 Juni 1996 ini mengucapkan dua kalimat syahadat usai salat Jum’at di Masjid Bin Aminuddin Pondok Pesantren HATI di Desa Rangkang, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Berikut kisahnya.

 

USAI salat Jum’at, dua perempuan berjalan kaki dari Pondok Pesantren HATI menuju Masjid Bin Aminuddin yang ada di sebelah barat pondok di Desa Rangkang, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu. Yang satu berhijab merah dengan bawahan rok putih bernuansa melati. Seorang lainnya berpakaian serba putih.

 

Terik matahari yang siang itu mencapai 32 derajat celcius itu mengiringi keduanya memasuki Masjid Bin Aminuddin. Semua pandangan mata para jamaah salat Jum’at yang semuanya laki-laki, mengarah ke dua perempuan tersebut. Sebab selama ini memang tidak ada perempuan yang menunaikan salat Jum’at di masjid tersebut. Tak ayal, keduanya pun menjadi pusat perhatian.

 

Lakon utama pada Jum’at siang ini pun terungkap beberapa saat setelah keduanya masuk masjid. Perempuan berpakaian putih yang bernama Sinta Arni Pramita, adalah seorang gadis yang berniat masuk Islam. Ia hendak melafalkan bacaan dua kalimat Syahadat di Masjid Bin Aminuddin.

 

Kedatangan Sinta sudah diatur oleh takmir masjid yang diketuai oleh H. Nurul Yakin. Gadis asal Dusun II RT/RW 005/002 Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo ini datang ke Ponpes HATI ditemani Asti, yang datang dengan hijab merah.

 

Asti yang merupakan warga Desa Pedagangan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo ini adalah teman bisnis yang memperkenalkan Sinta kepada Islam. Perkenalan keduanya bermula sejak sekian tahun lalu. Sinta bekerja mempromosikan dan menjual barang-barang rumah tangga kepada konsumen. “Sinta sudah cukup lama bekerja dengan saya,” ungkap Asti kepada Koran Pantura.

 

Pertemanan keduanya dari waktu ke waktu semakin dekat saja. Seiring berjalannya waktu, semakin sering keduanya berkomunikasi. Bahan perbincangan keduanya juga semakin luas. Bahkan bukan lagi soal pekerjaan. “Sinta rupanya tertarik dengan ibadah-ibadah yang saya lakukan. Dia mulai bertanya tentang Islam kepada saya,” terang Asti.

 

Obrolan tentang Islam di antara keduanya pun semakin dalam. Sinta semakin memahami luar dalam Islam. Hati dan perasaannya semakin tertarik. “Saya merasakan kedamaian dalam hati setiap kali melihat orang salat. Rasanya adem melihatnya,” ungkap Sinta.

 

Hingga suatu ketika, Sinta menyampaikan suatu hal penting kepada Asti. Sinta mengaku ingin lebih mendalami Islam. Ia ingin lebur di dalamnya. “Saya memutuskan untuk masuk Islam,” kata Sinta.

 

Mendengar pengakuan Sinta, Asti senang bukan kepalang. Ia semringah karena rekan kerjanya itu membuka hatinya untuk Islam. Ia kemudian menyampaikan kabar gembira itu kepada kerabatnya. Demi membantu proses Sinta masuk Islam, Asti menghubungi pengurus Gerakan Pemuda Ansor yang ia kenal.

 

“Kami diarahkan ke Masjid Bin Aminuddin. Katanya Sinta baca Syahadat di masjid ini. Maka di sinilah kami,” ungkap Asti.

 

 

Proses Sinta masuk Islam dituntun oleh Pengasuh Ponpes HATI H. Hasan Aminuddin. Anggota DPR RI Komisi IV ini merasa gembira karena ada seorang non muslim yang terbuka pintu hatinya karena hidayah dari Allah SWT.

 

“Terus terang saya sangat bangga. Lebih bangga lagi karena saudari Sinta masuk Islam di Masjid Bin Aminuddin. Ini yang pertama di masjid ini. Ini sejarah,” ungkap suami dari Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari ini.

 

Hasan kemudian menuntun Sinta membaca Syahadat, diawali bacaan basmalah. Rupanya, Sinta sebelumnya telah mulai belajar membaca Syahadat. Ketika prosesi resmi, bacaannya lancar, tegas, dan jelas.

 

Asyhadu an laa ilaa ha illallah, wa asyhadu anna muhammadarrasulullah,” tutur Sinta, disambut dengan bacaan takbir dan aplaus dari para jamaah Jum’at yang menggema di Masjid Bin Aminuddin. (eem)


Bagikan Artikel