Lain-lain

Disanksi, Persikabpro Mati Suri


PROBOLINGGO – Februari lalu Komite Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Jawa Timur menjatuhkan sanksi kepada tim sepakbola Kabupaten Probolinggo, Persikabpro.Sejak itu, praktis pembinaan sepakbola di jenjang profesional di Kabupaten Probolinggo seakan mati suri.

 Persikabpro tidak mampu menuntaskan kompetisi yang diikuti, yakni Liga 3. Buntutnya, Persikabpro dijatuhi sanksi oleh PSSI Jawa Timur. Selain didenda sekitar Rp 70 juta rupiah, Persikabpro juga dilarang ikut serta dalam berbagai kompetisi di lingkup Asprov Jatim seperti liga 3 dan Piala Suratin yang saat ini tengah bergulir.

Alhasil, larangan tersebut membuat jenjang kompetisi internal yang diinisiasi Askab PSSI Kabupaten Probolinggo menjadi tak jelas arah dan tujuannya. Sebab, muara kompetisi internal itu memgarah pada keikutsertaan Persikabpro sebagai klub binaan langsung dari Askab PSSI Kabupaten Probolinggo yang tak bisa mengikuti kompetisi apapun.

Kekecawaan pun dilontarkan oleh sejumlah ketua klub yang berada dibawah naungan Askab PSSI Kabupaten Probolinggo. Salah satunya yakni ketua klub PS Karya Muda Dringu  Solihin. Ia menyatakan bahwa tidak seharusnya klub binaan yang jadi korban atas sanksi yang dijatuhkan pada Persikabpro.

“Bagaimanapun sanksi itu dijatuhkan karena kelalaian atau ketidak profesionalan pengurus klub Persikabpro ataupun Askab yang tak kunjung mampu menyelesaikan permasalahan sanksi itu,” ujar Solihin, Senin (9/9).

Menurutnya, klub di bawah naungan Askab PSSI Kabupaten Probolinggo seperti PS Karya Muda Dringu selama ini telah berupaya maksimal untuk melakukan pembinaan pada para pemain muda. Tujuannya hanya satu, yakni menelurkan bibit atlet pemain bola yang nantinya dapat membela panji daerah melalui klub Persikabpro yang dikelola langsung oleh Askab Kabupaten Probolinggo.

“Contohnya kemarin kami sudah berupaya melaksanakan pembinaan, bahkan menyediakan tempat latihan bagi tim Persikabpro. Namun ujung-ujungnya tim itu ternyata tidak bisa ikut serta karena masih dalam sanksi karena tak kunjung bayar denda. Apa tidak kasihan sama para pemain?  Mati suri ini namanya,” jelasnya.

Dia pun meminta kepada KONI Kabupaten Probolinggo sebagai induk dari Askab PSSI kabupaten Probolinggo untuk turun tangan dan meluruskan karut marutnya permasalahan ini. Bahkan dia memyebut jika memang harus diadakan Kongres Luar Biasa (KLB), pihaknya siap untuk dilibatkan didalamnya.  “Tetapi, itu solusi terakhir. Kami percaya bahwa pengurus Askab yang menjabat saat ini mampu menyelesaikan masalah ini tanpa harus diadakan KLB,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Askab Kabupaten Probolinggo Didik Mistadi mengaku bahwa apa yang dirasakan oleh pengurus klub di bawah naungannya itu juga sangat dipahaminya. Namun demikian pihaknya telah berupaya maksimal untuk menuntaskan permasalahan sanksi tersebut.

Salah satu cara menurutnya ialah berkoordinasi dengan KONI Kabupaten Probolinggo agar bersama mencari jalan keluar dari permasalahan ini. “Sanksi tersebut dijatuhkan karena kami terpaksa tak mampu menuntaskan kompetisi yang kami ikuti saat itu yakni di liga 3. Adapun kenapa kenapa kami tak sanggup menuntaskannya karena anggaran kami sudah tidak ada, ditambah saat itu sedang ada masa transisi pergantian ketua KONI yang mengundurkan diri,” sebutnya.

Namun demikian Didik menyebut pihaknya tetap akan bertanggung jawab dan akan menuntaskan permasalahan ini secepatnya. Karena menurutnya sanksi yang dijatuhkan oleh Asprov Jatim itu adalah wajar karena Askab Kabupaten Probolinggo merupakan bagian dari anggota Asprov. “Secepatnya akan kami selesaikan masalah ini, mohon doa dan dukungannya. Demi kemajuan persepakbolaan Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (tm/iwy)

 

 


Bagikan Artikel