Istiqomah Mencerdaskan

Tercepat dan Terpercaya

Lain-lain

Kulakan Rp 500, Pedagang Jual Rp 5.000

KRAKSAAN – Harga tomat di Kabupaten Probolinggo di tingkat petani saat ini cukup anjlok. Petani hanya mampu menjualnya seharga Rp 500 per kilogram. Namun dari tangan pedagang, konsumen harus mengeluarkan uang lebih besar. Sebab harga pasarannya mencapai Rp 5.000 per kilogram.

Situasi tersebut terjadi bukan hanya karena mekanisme pasar akibat kelebihan suplai. Namun juga ada permainan tengkulak. Seperti yang diungkapkan Faridi, seorang petani asal Kecamatan Paiton. Menurutnya harga di tingkat petani adalah Rp 500 per kilogram. Namun harga akhir di konsumen mencapai Rp 5.000 per kilogram.

“Sekarang zaman smartphone dan media sosial jadi informasi cepat sekali menyebarnya. Kami mendapatkan informasi perbedaan harga itu di grup petani yang ada di media sosial facebook,” terangnya, Senin (5/8).

Koran Pantura selanjutnya mengecek secara acak pada konsumen, pedagang keliling, dan juga dari pedagang pasar. Ny Siti, ibu rumah tangga asal Desa Kebonagung, Kota Kraksaan mengatakan, harga tomat Rp 5.000 per kilogram. “Saya mendapat harga itu di pasar kaget yang ada di wilayah Kraksaan Wetan,” ungkap Siti.

Sementara Ny. Santoso, pedagang sayur keliling asal Kecamatan Besuk yang menjajakan sayur di wilayah Kraksaan mengatakan, ia bisa mendapatkan suplai tomat di pasar dengan harga sedikit lebih murah.

“Saya dapat harga Rp 3.500-4.000 . Pedagang pasar sudah mengerti akan dijual kembali,” ujar Ibu Santoso.

Namun dirinya tak bisa lagi bermain harga. Pasalnya di tingkat konsumen, pasaran harganya memang Rp 5.000. Sementara harga normal kisaran Rp 6.000-7.000 per kilogramnya.

Ahmad, petani asal Kecamatan Wonomerto cukup menyayangkan perbedaan harga jual yang cukup signifikan itu. Menurutnya, harga ini tidak hanya disebabkan kebanjiran suplai tomat dari Lumajang dan daerah lain.

“Tapi juga karena tengkulak ikut memainkan sehingga harga tetap begini saja, gak naik-naik. Padahal dengan harga Rp 1.500 saja di tingkat petani sudah memberikan untung bagi kami,” terangnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan media sosial (medsos) untuk menjual langsung dari petani ke konsumen. “Saya punya anak yang biasa main facebook, jadi dibantu untuk promosi di sana. Tapi dari kami sudah siapkan dalam tas kresek ukuran 1 kilogram,” jelasnya.

Permainan harga di medsos yakni Rp 1.500-3.000. Jika ada pedagang sayur keliling membeli dalam jumlah banyak, maka tomat bisa dijual dengan harga terendah. Sementara kepada konsumen rumah tangga yang membeli dalam jumlah sedikit, tomat dijual dengan harga tertinggi. “Itu lumayan bisa mengimbangi usaha kami agar tidak rugi,” kata Ahmad.

Namun menurutnya, tidak semua hasil panen tomat bisa dijual langsung. Karena suplai yang masih banyak, puluhan kuintal tomat terpaksa ia jual kepada tengkulak dengan harga antara Rp 600 hingga Rp 700 per kilogram. (ra/eem)

Tinggalkan Balasan