Lain-lain

Panen Padi Rusak, juga di Lumbang dan Sukapura


LUMBANG – Hasil panen padi milik petani yang rusak tidak hanya terjadi di kecamatan Kuripan, tapi juga di kecamatan Lumbang dan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Para petani mengira, rusaknya padi itu lantaran benih kurang bagus.

Padahal, benih yang dinilai rusak tersebut berasal dari bantuan pemerintah, atau sama dengan yang terjadi di Desa Resongo, Kecamatan Kuripan. “Di sini juga sama. Termasuk di sawah saya di Desa Ngepung,” jelas Mastur, seorang warga Desa Palangbesi, Kecamatan Lumbang, kemarin (8/4).

Mastur belum tahu penyebab rusaknya padi yang dia panen.  Tetapi yang jelas,  saat dipanen, bulir padinya tidak berisi. “Kalau benihnya local, bukan bantuan dari pemerintah, tidak masalah. Saya pun heran,” ujar Mastur saat ditemui di sawahnya kemarin.

Menurut Mastur, hasil panen rusak tidak hanya menimpa padi miliknya, tetapi juga petani lain yang sama menggunakan benih bantuan dari pemerintah. “Tahu begitu, (benih bantuan, red) nggak diterima. Mending pakai benih beli sendiri, karena wis kadung ngeluarkan duit untuk ongkos produksi,” tuturnya.

Mastur merinci, selama proses tanam sampai panen, ia mengaku harus mengeluarkan uang hingga Rp 3 juta. “Itu untuk ukuran sawah kecil. Kalau lebih luas ya  jelas biayanya bertambah. Harapan kami, tahun depan kalau ada bantuan harus dicek dulu,” katanya.

Sejumlah buruh tani sedang memanen padi saat panen padi di areal pertanian Desa Resongo, Kecamatan Kuripan, pekan lalu. (Dokumen/Koran Pantura)

Namun sayang, sampai berita ini ditulis tadi malam, Koran Pantura belum berhasil mendapat penjelasan langsung dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko.  Panggilan dan pesan singkat yang dikirim Koran Pantura masih belum direspons.

Sementara, sebelumnya ada sejumlah warga asal Desa Resongo di Kecamatan Kuripan yang mengeluh. Sebab, hasil panen padinya tak sesuai harapan. Alasannya, padi yang dipanen paksa itu lantaran banyak yang tak berisi atau kopong/kepang.

Salah satu petani Resongo bernama Nadi mengatakan, memang saat ini sudah memasuki panen padi di wilayahnya. Namun, hasil panennya jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya.

 “Kami sendiri tidak paham apa penyebabnya. Ketika bulir padi ini mulai muncul, kemudian akan memasuk panen, justru rusak. Rusaknya karena tidak ada isinya. Kalau orang sini menyebutnya kepang,” terangnya.

Tidak hanya milik Nadi, tapi hal ini terjadi hampir semua di Desa Resongo. “Apakah itu hama atau virus, atau penyakit, kami tidak paham. Pokoknya, sekarang ini jelek,” jelasnya.

Meski demikian, tidak semua petani Resongo mengalami hal yang sama dengan Nadi. Petani yang mengeluh hasil panennya rusak itu umumnya sama menggunakan bibit bantuan dari pemerintah. Sedangkan mereka yang menggunakan bibit beli sendiri, tetap terjaga hasil panennnya. “Nah yang rusak ini mayoritas bibit bantuan yang diberikan pemerintah,” jelas Nadi.

Karena itu, Nadi mengaku kecewa. Sebab, bibit bantuan seharusnya bisa meringankan beban petani. Tetapi saat ini yang terjadi justru menambah masalah. “Kalau tahu hasilnya seperti ini, pasti nggak akan ditanam. Toh benih kalau beli ya nggak mahal,” terangnya. (rul/iwy)


Bagikan Artikel