Kegempaan Stagnan, Bromo Masih Aman
SUKAPURA – Perkembangan kegempaan di Gunung Bromo cenderung stagnan yakni tremor dominan 1 milimeter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo meminta kondisi itu tidak dibuat bombastis.
Dari data yang dirilis PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Bromo pada Kamis (21/2), tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1 mm). Sementara asap kawah bertekanan lemah-sedang teramati berwarna putih kecoklatan. Dengan ketinggian mencapai 600 meter di atas puncak kawah. Serta tercium bau belerang ringan di sekitar Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) Bromo.
Kondisi itu, menurut Kepala BPB Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, cenderung stagnan. Tidak ada aktivitas mencolok bahkan mirip dengan kondisi tahun 2016 lalu, pasca status erupsi Bromo diturunkan ke level II. Meski begitu, pihaknya sudah siap jika terjadi peningkatan status.
“Dari pihak BPBD mengharapkan situasi ini tidak dibesar-besarkan, karena situasi masih kondusif dan normal. Ya kita memang tidak mengharap terjadi situasi yang lebih buruk. Kesiapsiagaan yang telah dilakukan oleh BPBD yakni dengan memasang rambu-rambu evakuasi, sehingga masyarakat setempat sudah paham karena sudah disosialisasikan,” ujarnya, Kamis (21/2).
Sementara itu, Camat Sukapura Yulius Christian mengatakan, kondisi Gunung Bromo saat masih aman dan tidak ada hal harus dipersiapkan. Apalagi, masyarakat di kawasan gunung bromo sudah paham apa yang dilakukan jika memang kondisi Gunung Bromo semakin buruk.
“Harapan kami kepada semua pihak untuk bijak dalam bermedia sosial. Artinya, tidak perlu meng-upload foto gunung bromo yang terjadi pada erupsi tahun-tahun sebelumnya,” pinta Camat Yulius.
Hal itu jelas akan berdampak besar pada dunia wisata di kabupaten probolinggo, khususnya di kawasan gunung bromo. Apalagi, tidak sedikit masyarakat di kawasan tersebut yang menggantungkan hidupnya dari dunia wisata. (rul/awi)