Lain-lain

Santri Kecam Puisi Fadli Zon


PAJARAKAN – Jalur pantura di depan kantor DPRD Kabupaten Probolinggo sempat macet sekitar pukul 09.00 hingga 10.00, Selasa (12/2). Yakni ketika lebih dari seribu santri dan kader Gerakan Pemuda Ansor memadati jalur tersebut. Aksi massa itu dilakukan sebagai reaksi atas puisi Fadli Zon dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang dinilai menyinggung KH. Maimun Zubair.

Santri dan kader GP Ansor-Banser itu datang dari berbagai kecamatan. Mereka berkumpul di halaman depan kantor DPRD di Desa Sukomulyo, Kecamatan Pajarakan dan memusatkan aksi di lokasi tersebut.

Mereka juga membawa banyak pamflet yang isinya mengecam puisi Fadli Zon. Orasi disampaikan secara bergantian oleh sejumlah peserta aksi.

Muchlis, koordinator aksi mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan para santri terhadap puisi yang diciptakan oleh Fadli Zon. “Kami mengecam, mengutuk, dan menyesalkan puisi yang dibuat oleh anggota DPR RI itu,” tegasnya.

Menurutnya, puisi Fadli Zon itu menjadi pemicu timbulnya kegaduhan dan opini negatif di kalangan masyarakat. Muchlis juga menyebut bahwa puisi tersebut melecehkan KH Maimun Zubair.

“Itu menyakiti perasaan kami dan juga kiai kami,” sergahnya.

Muchlis menyatakan, para santri dan GP Ansor Probolinggo mendesak Fadli Zon untuk segera datang ke kediaman KH Maimun Zubair untuk meminta maaf. “Kami minta Fadli Zon untuk meminta maaf pada Kiai kami. Bukan melalui medsos, tapi langsung ke kediaman KH. Maimun Zubair. Kami beri wakty 5 x 24 jam,” katanya.

Jika dalam waktu yang ditentukan Fadli Zon belum meminta maaf, ribuan massa akan turun menggelar aksi lagi. Selanjutnya, massa dari Probolinggo akan mendatangi tempat dinas Fadli Zon. “Kami akan datangi Fadli Zon jika tidak segera meminta maaf,” ujarnya.

Di sisi lain, Muchlis mengaku telah mendengar bahwa salah satu keluarga dari KH Maimun Zubair, menilai puisi Fadli Zon bukan masalah. Namun Muchlis menyatakan bahwa pernyataan itu adalah sikap personal dan sikap keluarga KH. Maimun Zubair.

“Tapi walau bagaimanapun, KH. Maimun Zubair adalah ulama NU. Warga NU tentunya tersakiti,” tegasnya.

Ia berharap situasi panas yang terjadi akibat puisi tersebut, dipahami oleh Fadli Zon. Ia juga berharap Fadli Zon bersedia meminta maaf dan tidak lagi melakukan manuver aneh. “Sebab itu bisa menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat,” kata Muchlis.

Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Probolinggo Suhud merespons aksi tersebut. Suhud mengatakan, pihaknya bakal melanjutkan aspirasi tersebut pada DPR RI. Namun sebelum itu, DPRD akan menggelar rapat dengan fraksi-fraksi di DPRD.

“Kami rapatkan dengan seluruh fraksi partai di dewan lebih dulu. Baru nanti kami teruskan permintaan massa itu,” terangnya. (yek/eem)

Ribuan santri memadati halaman depan kantor DPRD Kabupaten Probolinggo dan jalan raya di depan kantor tersebut, Selasa (12/2).


Bagikan Artikel