Lain-lain

Jembatan darurat di Dusun Lawang Kedaton Desa Andungbiru Kecamatan Tiris dibatasi maksimal dilalui kendaraan yang berbobot 3 ton. (Istimewa/Koran Pantura)

Jembatan Darurat Maksimal 3 Ton


TIRIS – Jembatan darurat menuju Dusun Lawang Kedaton Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris rampung dibangun. Namun demi keamanan dan kewetan ada pembatasan. BPBD menentukan jembatan semi permanen hanya boleh dilalui kendaraan yang bobotnya maksimal 3 ton.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi memerinci. Jembatan ini, menurutnya, menjadi akses utama untuk proses rehabilitasi kawasan tersebut pasca banjir dan tanah longsor Desember 2018 lalu. Contohnya dalam kegiatan mengangkut material bangunan.

“Karenanya diimbau kepada warga setempat yang melintas pada jembatan tersebut terutama dengan kendaraan roda 4 agar memahami bahwa jembatan ini dibatasi maksimal 3 ton,” jelas Anggit, kemarin (28/1).

Untuk hal tersebut, BPBD telah memasang papan penanda di lokasi jembatan. Bertuliskan agar warga berhati-hati menggunakan dan menerangkan kemampuan maksimal hanya 3 ton. Itu dilakukan agar warga tidak melintas dengan tonase yang melebihi 3 ton.

“Sementara pembangunan sebagai langkah recovery di kawasan ini, kami sendiri sudah mengajukan proposal kepada BNPB untuk membangun fasilitas yang rusak akibat banjir dan tanah longsor,” paparnya.

Tidak hanya Itu, pihaknya sedang berupaya agar bisa merelokasi belasan KK. Pasalnya, ditelaah mereka terancam longsor susulan. Namun realisasinya masih belum bisa dilakukan. “Sebab sampai saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan lahan yang aman untuk ditempati masyarakat,” tandas Anggit.

Seperti diberitakan sebelumnya, selain mengakibatkan dua anak meninggal dunia, bencana banjir dan tanah longsor di Desa Andungbiru, Kecamatan Tiris pada Senin (10/12) tahun lalu juga membuat sejumlah rumah milik warga rusak. Sampai kemarin terdata ada 64 rumah dan 6 jembatan rusak.

Berdasar informasi yang dihimpun Koran Pantura, kejadian ini berawal dari hujan deras yang turun disertai angin kencang selama sekitar enam jam. Hujan mulai mengguyur kawasan lereng Gunung Argopuro ini sejak Senin sore hingga sekitar pukul 22.00. (rul/ra)


Bagikan Artikel