Sudut Medhureh

Harga daging ayam saat ini sedang naik karena momen Isra’ Mi’raj. Tampak pedagang daging ayam di Pasar Paiton sedang menunggu pembeli di lapaknya. (Abdul Jalil/Koran Pantura)

Jelang Isra’ Mi’raj, Harga Daging Ayam Larang


PAITON – Umat Islam bersiap menyambut momentum Isra’ Mi’raj yang akan tiba dalam waktu dekat. Kebutuhan pun meningkat. Bersamaan dengan itu, bahan pokok dan kebutuhan dapur mulai dibanderol dengan harga larang (mahal). Salah satunya adalah harga daging ayam. Sepekan lalu, harga daging itu sempat anjlok. Namun sekarang meroket. Kisaran harganya antara Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu.

Mon semingguh bile’ennah, arghenah dheghing ajem toron. Keng mangken pon ongghe pole. Jek pas teppa’ ke Isra’ Mi’raj. Enga’ biasanah kassa’, reng-oreng benynyak abelenjheh ghebei slamettan (Kalau seminggu sebelumnya, harga daging ayam turun. Sekarang naik lagi karena ada Isra’ Mi’raj. Seperti biasa, warga banyak belanja untuk keperluan selamatan, red),” ungkap Umarul Faruk (25), salah satu pedagang di Pasar Paiton, Senin (1/4).

Warga Desa Sukodadi, Kecataman Paiton ini mengatakan, harga daging ayam saat ini bervariasi. Tergantung masing-masing penjual yang mematok harga daging ayam. Harga daging itu berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram. Namun ada harga spesial untuk konsumen yang sudah dikategorikan pelanggan. Tentunya harganya lebih murah.

Mon ka laennah pelanggan ejhuel tello polo lema’ ebuh, mon pelanggan ekorangin duebuh ropia (Kalau untuk selain pelanggan, dijual Rp 35 ribu, kalau ke pelanggan dikurangi Rp 2.000, red),” ujarnya.

Faruk mengungkapkan, banyak pembeli yang memesan daging dengan jumlah yang cukup besar. Sehingga para penjual daging harus kulakan dalam jumlah lebih banyak daripada hari-hari biasa.

Biasanah ghebei slamettan ka’ruah (Biasanya digunakan untuk selamatan, red),” paparnya.

Kenaikan harga itu dinilai wajar karena permintaan sedang tinggi. Padahal persediaan daging dinilai dalam kondisi terbatas.

Mon deri agen arghenah ongge, kuleh ghi nurok ongghe. Mon tak snekah ghi tcorok (Kalau dari agen harganya naik, saya juga ikut naik. Kalau tidak begitu, bisa rugi, red),” kata Faruk.

Sementara itu, Tutik, salah seorang pembeli daging ayam mengungkapkan, ia hendak menggelar acara selamatan Isra’ Mi’raj.

Lakar tradisinah enga’ ghnekah deri sabbhen (Memang seperti itu tradisinya dari dulu, red),” kata warga Desa/Kecamatan Paiton ini. (yek/eem)


Bagikan Artikel