Sudut Medhureh

Meski masih bisa menghasilkan cabai untuk panen berikutnya, para petani menebang tanaman cabai miliknya. (Abdul Jalil/Koran Pantura)

Arghe Pancet Mode, Bhungkanah Cabbhi Etebbeng


GADING – Harga jual cabai saat ini cukup rendah. Hal itu membuat sejumlah petani warga Desa Dandang, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, tak sabar. Mereka menebang tanaman cabainya karena pesimis harga cabai akan naik dalam waktu dekat. Padahal, tanaman yang ditebang itu masih bisa menghasilkan cabai untuk panen berikutnya.

Nemo (50), warga Desa Dandang mengaku menebang semua tanaman cabai yang ia tanam di lahannya. Hasil cabai yang dipanen dari tanaman juga dijual seluruhnya. Ia mengaku kecewa karena harga cabai saat ini masih berkisar Rp 7 ribu per kilogram. Menurutnya, modal yang dihabiskan lebih besar dari keuntungan yang didapat.

Sobung pon epogher kabbhi ka-bhungkanah. Nganoh napah nemen cabbhih mon tak olle ontong skaleh. Bedenah rogi (Sudah saya tebang semua batangnya. Buat apa menanam cabai kalau tak dapat untung. Ini malah rugi, red),” ujarnya, Selasa (19/3).

Ia menanam cabai di atas lahan kurang lebih 400 meter persegi. Sejak awal, ia mengaku belum pernah merasakan nikmatnya mendapat keuntungan dari penjualan hasil panen.

Deri sabbhennah arghenah cabbhih pancet tak ghe-ongghe. Paleng ongghenah skonek. Tak kerah lebbi deri spolo ebuh (Dari beberapa waktu lalu harga cabai tak kunjung naik. Paling kenaikannya sedikit. Tidak lebih dari Rp 10 ribu, red),” keluhnya.

Padahal, Nemo menanam cabai karena ia memperkirakan harga cabai akan naik ketika sudah waktunya panen. Sebab menurutnya, musim hujan yang merusak kualitas hasil panen, justru akan mendongkrak harga jual cabai.

Tak reng pancet bhei tak ongghe arghena. Mon erot-torot tak ngebbhul depor riah (Ternyata tetap tak ada kenaikan harga. Kalau terus menerus begini, bisa-bisa dapur tidak ngebul, red),” papar bapak dua anak itu.

Sementara itu Hakiki, salah satu pedagang di Pasar Semampir Kraksaan membenarkan bahwa harga cabai sampai saat ini masih belum naik. Bahkan ketika ia membeli cabai ke petani, ia kerap dirayu agar membeli dengan harga mahal.

Biasanah neng pasar ejhuel spolo ebuh. Ajieh ontongah lah nepes, laen pola mon bede cabbhih se bucco’ (Biasanya di pasar dijual seharga Rp 10 ribu per kilogram. Itu untungnya sedikit, belum lagi kalau ada cabai yang busuk, red),” kata Hakiki. (yek/eem)


Bagikan Artikel