Istiqomah Mencerdaskan

Tercepat dan Terpercaya

Sosbudpar

Tangga Wisata Bromo Akan Direhab Berkonsep Lebih Ramah (bagian 2)

PROBOLINGGO – Tidak dipungkiri, Gunung Bromo menjadi salah satu energi positif untuk kemajuan Kabupaten Probolinggo. Ada ribuan jiwa yang menggantungkan hidupnya melalui dunia wisata Bromo, mulai dari jeep, ojek kuda, asongan hingga menjamurnya hotel dan homestay.

Di sisi lain, Pemkab Probolinggo juga menikmati kue parwisata Bromo, yakni penyumbang retribusi di sektor wisata terbanyak selain Pantai Bentar. Tahun lalu, dari sektor retribusi, Gunung Bromo menyumbang tak kurang dari Rp 1 miliar.  Padahal target retribusi wisata nilainya Rp 1,8 miliar di tahun 2019. Dengan kata lain Gunung Bromo menjadi penyumbang separoh terbanyak dari lima destinasi wisata lain di Kabupaten Proboinggo.

Adanya jalan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) juga memang memberikan dampak positif untuk wisata Bromo. Rombongan berskala besar dengan bus berkuran besar bisa langsung bisa  singgah di Kecamatan Sukapura tanpa harus lebih menginap dulu. Ini juga yang menjadi pekerjaan rumah Pemkab Probolinggo dalam hal menciptakan wisatawan agar lama tinggal di Sukapura.

Sebelum adanya tol Paspro, tak sedikiti wisatawan harus bermalam dan menginap di hotel di sekitar Gunung Bromo. Itu karena dulu jarak tempuh menuju Gunung Bromo bisa dibilang lama. Jika tidak menginap, bisa dipastikan sulit untuk bisa menikmati keindahan sunrise Gunung Bromo di pagi hari.

Berbagai permasalahan yang muncul ini telah diungkapkan Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) kala beraudiensi dengan Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari. Pada pertemuan itu, Bupati Tantri didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Tutug Edi Utomo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Mahbub Zunaidi, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Prijono, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Sugeng Wiyanto dan Kepala Dinas PUPR Rachmad Waluyo.

Sementara, dari BBTNBTS yang hadir mewakili Kepala BB TNBTS Jhon Kenndy ialah Kasubag Tata Usaha (TU) BB TNBTS Novita Kusuma Wardani dan Kasi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Cemorolawang Sarmin beserta staf TNBTS.

Pada kesempatan tersebut Kabag TU Balai Besar TNBTS Novita Kusuma menyampaikan paparan tentang Manajemen Ekowisata Berkelanjutan TNBTS. Selanjutnya setiap Kepala OPD yang hadir memberikan masukan terkait pengembangan dan pembenahan kawasan Bromo.

Bupati Tantri menegaskan kesiapan Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk mendukung upaya pengembangan dan pembenahan kawasan Bromo. Kepala Disporapabud, Sugeng Wiyanto mengatakan ada beberapa point yang dibahas saat pertemuan dengan BBTNBTS, diantranya soal penataan dan pengelolaan wisata Gunung Bromo ke depan.

Nah, Pemkab Probolinggo yang pasti memberikan support penuh pada upaya peningkatan infrastruktur pariwisata  Bromo. Support dimaksud berupa penugasan tim dari OPD teknis dalam penyusunan proposal peningkatan infrastruktur yang akan dikirim kepada pemerintah pusat. “Infrastruktur yang akan diusulkan meliputi pembangunan dan rehabilitasi beberapa spot di zona pemanfaatan,” kata Sugeng.

Sugeng mengungkapkan tujuan supporting agar jumlah kunjungan meningkat, jumlah lama tinggal bertambah, daya tarik wisata Bromo semakin mempesona. “Apalagi, Gunung Bromo masuk dalam KSPN, jadi memang harus ada perubahan,” katanya.

Ia memberikan contoh yang disampaikan BB TNBTS agar Pemkab Probolinggo ikut membantu dalam peningkatan infrastruktur, yakni soal patok beton yang berada di sepanjang jalur di bukit teletubbies, pasir berbisik hingga ke arah gunung batok akan ditata ulang. “Selain itu, kami juga akan menyurvei melalui OPD terkait yang sudah ditunjuk Bupati untuk ke lapangan, diantaranya tangga menuju kawah bromo,” jelasnya.

Survei itu rencananya akan dilakukan hari ini. Yang pasti, jika tangga itu akan direhab akan dikonsep yang ramah lingkungan, apakah akan ditambahi dengan kayu sebagai pegangan atau lainnya. “Yang pasti tangga menjadi salah satu yang akan kami perhatikan, karena dari laporannya sudah banyak yang rusak,” terangnya.

Bagaimana soal anggaran terkait dengan perbaikan di kawasan BBTNBTS? Apalagi itu berada di bawah kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan? Sedangkan   perbaikan kawasan Bromo menjadi salah satu modal penting untuk kemajuan wisatanya.  Sugeng pun tak mau berpolemik soal ini Yang pasti salah satu solusinya yakni mengupayakan adanya CSR dari BUMN. “Itu opsinya, melalui CSR, karena perbaikan ini di kawasan Bromo berada di lahan Balai Besar Taman Nasional,” terangnya. (rul/iwy/bersambung)

Tinggalkan Balasan