Sosbudpar

18 Patung Dewa di Klenteng Sumbernaga Probolinggo Disucikan


PROBOLINGGO – Sebanyak 18 patung dewa di Klenteng Sumbernaga, Kota Probolinggo kemarin (23/6) disucikan. Patung dewa berukuran kecil yang diberi nama Arhat tersebut dimandikan lantaran mau dipindah tempat.

Ritual atau upacara pemindahannya akan digelar Minggu (30/6) depan. Tak hanya dewa Arhat yang akan dipindah, patung dewa lokal juga akan dipindah ke bangunan sisi timur bangunan utama TITD (Tempat Ibadat Tri Dharma) Sumbernaga yang terbakar beberapa minggu lalu.

Namun, patung dewa setempat yang sebagian terbakar tersebut akan dibersihkan tepat pada pelaksanaan pemindahan yakni, 30 Juni. Hal tersebut diungkap Ketua Umum pengurus TITD Sumbernaga Adi Sutanto Saputro, Minggu (23/6) pagi disela-sela acara bersih-bersih.

Menurutnya, pembersihan dilakukan karena patung akan dipindah ke tempat yang baru. Sebab, pasca kebakaran, hampir seluruh patung dewa yang selamat dari kebakaran, kotor, sehingga perlu dimandikan atau dicuci. “Karena diaula samping klenteng akan ditempati persembahyangan, jadi semua patung dewa yang tersisa akan dipindah,” tandasnya.

Tidak ada ritual khusus dalam penyucian 19 dewa tersebut. Sebenarnya, penyucian dewa dilakukan bersamaan dengan upacara ritual. Karena khawatir waktunya tidak cukup, maka patung dewa Arhat dicuci lebih awal. “Patung dewa ini kita bersihkan sekarang. Khawatir kalau dicuci bersamaan dengan dewa lainnya, tidak nutut,” tambah Adi.

Seorang pengurus TITD Sumbernaga membersihkan salah satu patung dewa yang ada di Klenteng Sumbernaga Kota Probolinggo, Minggu (23/6). (Agus Purwoko/Koran Pantura)

Ritual pemindahan tanggal 30 Juni nanti batas waktunya hingga pukul 11 siang. Disebutkan, pemindahan patung ke tempat yang lain tidak sembarangan, tetapi meminta persetujuan pada dewa setempat. “Ternyata, dewa setuju tanggal dan wakttunya sampai pukul 11. Kita tawarkan pakai alat seperti biji buah mangga. Sang dewa menyetujui. Ya kita laksanakan,” tambahnya.

Dijelaskan, 18 dewa yang dikeluarkan dan dibersihkan atau dimandikan/dicuci tersebut bernama Arahat. Mereka merupakan manusia yang tingkatan keimanannya paling tinggi. Ketika meninggal, manusia itu tidak terlahir kembali sebagai manusia (reinkarnasi) seperti manusia biasa lainnya. Selanjutnya ke 18 dewa itu menjadi dewa yang mendampingi dan mengelilingi Dewi Kwan Im.

Disetiap klenteng di seluruh dunia, lanjut Adi, jumlah dewa Arahat sama yakni 18 buah. Menurutnya, penyucian 18 patung yang jumlahnya 18 disetiap klenteng di dunia tersebut dimulai pukul 09.00 sampai selesai. Mereka yang terlibat menyuci sebanyak 40 jamaat. “Jadi kita share di grup WA, kalau hari ini ada acara memandikan dewa. Perkiraan saya yang datang 10 jamaah. Ternyata ada sekitar 40 jamaat,” tambahnya.

Ditambahkan, pemindahan patung dan tempat peribadatan dilakukan agar para jamaat lebih khusuk melakukan persembahyangan atau peribadatan. Sebelumnya, umat Budha dan Konghucu melakukan peribadatan di GOR, barat klenteng.

Setelah menggelar pertemuan, mereka sepakat untuk pindah ke gedung timur klenteng yang masih berada di dalam area klenteng. “Karena  GOR sering nutup,” ujar Adi. (gus/iwy)


Bagikan Artikel