Santri Libur Maulid, Ponsel Gherus
PROBOLINGGO – Sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Probolinggo saat-saat ini meliburkan santrinya. Hal tersebut berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kondisi tersebut disambut baik oleh pebisnis ponsel bekas. Sebab pulangnya santri menjadi pertanda bahwa ponsel mereka bakal lebih laris dibanding hari-hari biasa.
Shohib Aminullah, seorang pedagang ponsel bekas asal Desa Alaskandang, Kecamatan Besuk mengatakan, saat-saat ini ia bisa menjual 3 sampai 6 ponsel bekas per hari. Pembeli kebanyakan merupakan santri yang mendapatkan jatah libur pondok.
“Stia se paju la ennem. Jie ghun ollena stenga are. Kateppa’an bede pondhuk neng Paiton se molean are stia. Alhamdulillah hape gherus (Sekarang saja sudah laku 6 ponsel. Itu hanya hasil kerja setengah hari. Kebetulan ada pondok di Paiton yang pulang hari ini. Alhamdulillah ponsel laris, red),” katanya, Kamis (14/10).
Dalam beberapa hari terakhir, penjualan ponsel bekasnya memang mengalami peningkatan. Selain dibeli oleh santri yang sedang liburan, ada juga sebagian orang tua yang membeli ponsel lebih dulu sebelum aanknya pulang dari pondok.
“Biasana, sa’areh paleng skonik tello hape paju. Mon santre molean, lebbi gherus. Ria ghi’ bede pondhuk se ghi’ tak mole (Biasanya sehari paling sedikit 3 ponsel yang laku. Kalau santri libur, bisa lebih laris. Ini masih ada pondok yang belum liburan, red),” terangnya.
Ia dan sesama penjual ponsel bekas lainnya memang bersiap menyambut kepulangan santri dari pondok. Sebab ia yakin ponsel yang dijual akan cukup laris. Sehingga ia dan rekan-rekannya perlu menyediakan stok ponsel bekas dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
“Sebellumma bulen Molod, konter paste nyetok hape. Karna san bulen Molod bede molean santre. Hape paste gherus (Sebelum Maulid, semua konter pasti menambah stok ponsel bekas. Karena ketika Maulid santri liburan. Ponsel pasti laris, red),” ungkapnya.
Miftah, seorang warga Desa Alastengah, Kecamatan Besuk mengatakan, anaknya adalah santri di pondok pesantren yang meliburkan santrinya pada bulan Maulid. Ia mengungkapkan, anaknya sengaja ia belikan ponsel karena sedang liburan. Miftah membiarkan anaknya sendiri yang memilih ponsel apa yang dikehendaki.
“Ghellek anak kule pleman deri pondhuk. Ghun depa’ ka compok, langsong rebbhu’en hp bi’ ade’en (Tadi anak saya pulang dari pondok. Ketika sampai di rumah, langsung rebutan ponsel dengan adiknya, red),” paparnya. (ay/eem)