Peristiwa

20 Sekolah Dapat Bantuan Rehab


PAKUNIRAN – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI memberikan bantuan kepada Pemkab Probolinggo. wujudnya berupa program paket rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana (sarpras) sekolah. Penerimanya adalah 18 SD negeri dan 2 SMP negeri.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengatakan, program rehab dari Kementerian PUPR bertujuan memajukan pendidikan agar sekolah-sekolah yang ada di kabupaten Probolinggo. Sehingga sekolah-sekolah tersebut memiliki sarana prasarana sesuai dengan standar bangunan pemerintah.

“Di Kabupaten Probolinggo  ada 20 sekolah yang mendapatkan bantuan program itu. Sekolah penerima bantuan ditentukan berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik),” katanya, Senin (6/1).

Dewi mengatakan, pengerjaan rehabilitasi 20 sekolah tersebut akan ditangani langsung oleh Balai Permukiman Wilayah Jawa Timur. Lembaga ini membentuk tim teknis pendukung terdiri dari unsur pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tim tersebut mempunyai tugas membantu mendukung pelaksanaan program.

“Tim itu sudah mulai bekerja sejak akhir tahun lalu dan telah melakukan uji kelayakan dan pemeriksaan berkas terhadap sekolah yang dipilih untuk menerima bantuan tersebut,” terangnya.

Menurutnya, program tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pusat. Mulai dari perencanaan, lelang proyek hingga pelaksanaan. Sedangkan, Dispendik hanya sebatas menerima data dan menjaga agar selama proyek itu dikerjakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tetap berjalan dengan baik.

“Selama proyek itu dikerjakan, KBM dilaksanakan di tempat lain yang memadai dan dekat dengan lokasi sekolah yang tengah direhab,” ujarnya.

Terkait besaran anggaran rehabilitasi 20 sekolah, Dewi mengaku tidak tahu pasti. Menurutnya, setiap paket yang dianggarkan berbeda, tergantung jenis pekerjaan yang sudah direncanakan. Namun nilainya berkisar Rp 1 miliar per sekolah. Sehingga jika ditotal bantuan rehabilitasi yang diterima oleh kabupaten Probolinggo secara total berkisar Rp 20 miliar.

“Itu hitungan kasarnya. Ada sekolah yang hanya mendapat rehab kelas. Ada juga yang menerima pembangunan ruang kelas baru (RKB), pemasangan paving, pagar, dan fasilitas MCK,” terang mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat ini.

Dewi meminta kepada para rekanan agar tetap mengedepankan kualitas pengerjaan daripada hasil atau keuntungan yang diperoleh. “Jika proyeknya bagus, maka semua akan puas,” ungkap Dewi. (tm/eem)


Bagikan Artikel