Peristiwa

Padmasana Hindu Tengger Dirusak


PROBOLINGGO – Sebuah Padmasana di bawah mata air suci Widodaren, kawasan Gunung Bromo dirusak oleh orang tak dikenal. Warga Suku Tengger di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo pun berharap pelaku segera diamankan.

Dari gambar yang didapat Koran Pantura, Padmasana atau tempat untuk bersembahyang dan menaruh sajian bagi umat Hindu itu mengalami kerusakan parah. Bangunan dengan ketinggian sekitar 2 meter itu hancur. Puing-puing berserakan di sekitar Padmasana. Terlihat perusakannya dilakukan secara sengaja.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo  Bambang Suprapto membenarkan kejadian yang menimpa Padmasana itu. Ia mengatakan pengrusakan itu baru diketahui pada Sabtu (7/12) sekitar pukul 13.00.  “Ketahuan saat ada umat yang mau suguhan di sana. Tahunya sudah rusak itu,” ujarnya saat dikonfirmasi kemarin (8/12).

Bambang mengaku belum tahu siapa pelakunya. Begitu juga motif merusak Padmasana di lokasi pelaksanaan Melasti (tempat penyucian diri menyambut Nyepi) itu. “Belum tahu. Sementara ini masih kita cari tahu. Ya bersama pihak berwajib,” kata guru SMPN 1 Sukapura itu.

Sementara, warga Suku Tengger berharap pelaku segera ditemukan dan diamankan. Sebab, pengrusakan Padmasana tersebut bisa memicu retaknya kerukunan antar umat beragama yang berkembang di kawasan Gunung Bromo. Sebab, selama ini warga Suku Tengger hidup dalam perdamaian meski berbeda agama.

“Kami berharap segera ditemukan. Kami juga meminta semua pihak untuk tidak bertindak gegabah. Jangan terpancing. Takutnya, hal itu untuk memancing rusaknya persaudaraan di Bromo. Biarkan polisi dan PHDI yang bekerja,” kata Warno, salah satu warga.

Sedangkan Kanitreskrim Polsek Sukapura Bripka Indra Sena mengaku baru mengetahui adanya pengrusakan Padmasana. “Baru tahu. Namun, setelah saya cek ternyata lokasinya masuk Desa Wonokitri. Wilayah hukumnya Polsek Tosari, Kabupaten Pasuruan,” tuturnya.

Perusakan Padmasana di kawasan goa Widodaren, mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS). Dalam rilis resminya, pengelola kawasan pegunungan Tengger ini menyatakan mengutuk aksi perusakan tersebut.

Humas BB TNBTS Syarif menyatakan, pihaknya sejauh ini menjunjung tinggi adat budaya dan kepercayaan masyarakat Tengger. “Kami mengutuk keras perusakan itu. Namun kami harap masyarakat tetap menjaga suasana kondusif, serta menahan diri, dengan tidak membuat pernyataan yang menimbulkan multitafsir dan kegaduhan,” katanya, Minggu (8/12).

Selain itu, pihak TNBTS mendukung pihak berwajib untuk menyelidiki kasus perusakan tersebut. Sehingga pelaku tertangkap dan motif dibalik itu juga terungkap.

Bangunan dengan ketinggian sekitar 2 meter itu hancur. Puing-puing berserakan di sekitar Padmasana. Beberapa pihak menyebutkan perusakan sarana ibadah tersebut  dilakukan secara sengaja. Warga Suku Tengger berharap pelaku segera diamankan. (rul/iwy)


Bagikan Artikel