Peristiwa

Diserang Ulat, Bawang Gagal Panen


DRINGU – Sejumlah petani bawang merah di kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo mengalami gagal panen. Hal itu terjadi lantaran tanaman bawang merahnya diserang hama ulat dan virus, meski telah dipasangi jaring sekalipun.

Kondisi tidak menyenangkan ini dialami salah satunya oleh Sahar (48), seorang petani bawang merah asal Desa Tamansari, Dringu. Tanaman bawang merah seluas 400 meter persegi miliknya mengalami gagal panen. Tanaman bawang yang ditanam sejak satu bulan lalu itu akhirnya mengering dan mati setelah diserang hama ulat grayak dan virus.

“Nggak tahu sudah, kok bisa kayak gini. Padahal saya sudah pakai jaring dan obat pestisida yang saya pakai juga sama dengan yang sebelumnya. Tapi sepertinya hama ulat dan virusnya sudah kebal,” ungkapnya, Senin (2/12) kemarin.

Menurutnya, akibat gagal panen tersebut dirinya merugi hingga puluhan juga rupiah. Kerugian tersebut meliputi kerugian sewa lahan, sewa jaring, belanja bibit, pupuk, dan pesetisida. Belum lagi kerugian dari biaya tanam dan upah pekerja di sawahnya itu.

“Kalau Rp 20 juta habis. Padahal harapan saya bisa panen di akhir tahun ini. Biasanya harga bawang stabil di atas Rp 20 ribu perkilogramnya. Tapi bukannya untung tapi buntung,” sebutnya.

Hal serupa pun terjadi dilahan milik Na’i (50) yang berada tak jauh dari lokasi sawah milik Sahar. Na’i mengaku awalnya memakai jaring untuk melindungi bawangnya dari serangan hama. Namun setelah mengetahui hal itu sia-sia, akhirnya dirinya memutuskan untuk mencopot jaring yang disewanya itu. “Terpaksa harus dipilih dan dan dibuang bibit yang sudah ditanam, dan menggantinya dengan bibit baru,” katanya.

Menurutnya kegagalan panen yang dialaminya akibat konsentrasi hama ulat dan virus yang terfokus menyerang lahan miliknya. Pasalnya di sekitar lahannya itu memang tak ditanami bawang juga, melainkan tanaman padi. “Mungkin karena petani tidak kompak, jadi begini hasilnya. Tapi saya tidak menyangka bakal separah ini,” tandasnya. (tm/iwy)


Bagikan Artikel