Awas, BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Tahun Baru
PROBOLINGGO – Masyarakat wajib mewaspadai faktor cuaca di pekan pergantian tahun ini. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Sidoarjo, menyebutkan bahwa wilayah Provinsi Jawa Timur selama sepekan ke depan berada pada puncak musim hujan. Hal itu dinyatakan berdasarkan analisis kondisi iklim seluruh wilayah Jawa Timur dalam keterangan resmi.
“Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah sepekan ke depan,” demikian dikutip dari keterangan BMKG tersebut.
Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur dari BMKG menyebutkan bahwa kondisi La Nina diperkirakan masih dalam level sedang selama Desember ini. Hal itu berpengaruh cukup signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Jawa Timur. Didapatkan juga pola pertemuan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, hasil analisis tersebut juga menunjukkan adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup massif.
Hal itu berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angina permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
Didapatkan juga hasil yang menunjukkan aktifnya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Equatorial Rossby di wilayah Jawa Timur.
Terakhir, BMKG menyebut bahwa suhu muka laut di perairan Jatim yang maish hangat (anomaly antara +0,5 sampai +2°C) yang dapat menyebabkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
Dari hasil analisis tersebut, BMKG menyebut bahwa beberapa wilayah di Jawa Timur patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi yaitu wilayah Bondowoso, Jember, Jombang, Lumajang, Magetan, Pacitan.
Daerah berikutnya yang memiliki potensi cuaca ekstrem ialah Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Banyuwangi, Bojonegoro, Gresik, Surabaya, Lamongan, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Kabupaten Pasuruan, Ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tulungagung, Bangkalan, Kota Batu, Kota Madiun, Kab. Madiun, Kota Mojokerto, Pamekasan, Sampang, Tuban, Kota Blitar, Kota Kediri, dan Kota Malang.
BMKG juga merilis prakiraan cuaca nasional.
29 Desember 2022
Awan badai berpotensi tumbuh di wilayah jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatra, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selaten, Kalimantan Timur, Laut Jawa Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Laut Banda, Laut Arafuru dan Papua.
30 Desember 2022
Awan cumolonimbus tumbuh di jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatra, Bengkulu, Sumatra Selatan, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Sulawesi.
31 Desember 2022
Awan cumolonimbus diprediksi tumbuh di jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Sumatra Selatan, Selat Sunda, Perairan Selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali Laut Flores, Laut Arafuru, dan Papua.
1 Januari 2023
Prediksi cuaca BMKG menyebutkan awan cumolonimbus potensi tumbuh di jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Selat Sunda, Perairan selatan P. Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
2 Januari 2023
Awan cumolonimbus juga potensi tumbuh di jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Perairan Selatan Jawa Tengah hingga NTB, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Rekomendasi BMKG
Menghadapi cuaca ekstrem ini BMKG memberikan rekomendasi dan imbauan kepada pihak-pihak terkait diharapkan melakukan persiapan. Di antaranya ialah Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Berikutnya, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Pemerintah dan pemerintah daerah agar menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
Semua pihak agar mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
Mengimbau masyarakat agar terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui website BMKG. (ra/iwy)