Peristiwa

Sebelas Warga Lumajang Mengungsi di Probolinggo


PROBOLINGGO – Ada 11 warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengungsi ke Kabupaten Probolinggo. Itu karena tempat tinggal mereka rusak diterjang erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) lalu. Korban bencana erupsi Semeru itu saat ini berada di Desa Malasan Kulon, Kecamatan Leces.

Pemerintah desa setempat mencatat ada 11 warga dari Lumajang mengungsi. Di antara jumlah korban itu merupakan warga Kampung Renteng, yakni Asan alias Gupat (75), Kaharudin (40), Rohmatul Baidah (24) dan Semi (40).

Kemudian 7 orang lainnya berasal dari Kampung Kamar Kajang, yaitu Elyana (29), Riyati (30), dan Mas Bud (33). Empat anak-anak yakni Maulidiya Putri (10), Mahfiyana (6), Malik (5), dan Meila Aulia Silvi (8).

“Benar jika di desa kami memang ada belasan warga asal Lumajang yang mengungsi akibat rumahnya terdampak erupsi gunung Semeru. Sekarang mereka tinggal di Dusun Embong Cangka, RT 015 RW 04 Desa Malasan Kulon, Kecamatan Leces,” terang Napon, Pj. Kepala Desa Malasan Kulon, Minggu (12/12).

Disebutkannya, korban bencana alam itu kini tinggal di rumah Sugianto (50), sopir truk pasir. Mereka mengungsi ke Probolinggo terhitung sejak Minggu (5/12) sore. “Semula mereka memilih bertahan di sekitar wilayah dekat rumah mereka. Tapi kemudian tempat itu juga dilanda lahar dingin. Sehingga mereka kemudian mengungsi ke desa kami atas ajakan salah satu warga kami,” sebutnya.

Kaharudin,pengungsi asal Kampung Renteng mengatakan jika dirinya terpaksa mengungsi ke Probolinggo lantaran rumahnya rusak diterjang awan panas gunung Semeru. Akibat terjangan itu  rumahnya mengalami kerusakan parah dan terbenam dalam material lahar.

“Kami sempat bingung mau tinggal dimana setelah tahu kalau rumah kami rusak dan belum bisa ditempati. Namun untungnya ada Sugianto yang mengajak keluarga kami untuk tinggal sementara dirumahnya di Probolinggo ini,” katanya singkat.

Sugianto mengaku keluarga tersebut sudah dikenalnya lama. Bahkan sopir truk pengangkut pasir tersebut, sering berinteraksi dengan mereka. Ketika ada musibah, ia pun mengajak keluarga asal Sumber Wuluh itu, tinggal di rumahnya.

“Karena prihatin akan musibah yang terjadi, akhirnya dengan kesepakatan keluarga. Saya tawari mereka untuk tinggal sementara dirumah saya. Sambil menunggu kondisinya aman,” ujarnya.

Keluarga tersebut, kata Sugianto, masih menunggu kabar 4 orang lainnya. Dari 7 anggota keluarga, 3 sudah ditemukan meninggal dunia. Meski trauma, keluarga tersebut optimis 4 familinya ditemukan.

“Meski masih ada rasa trauma karena ada anggota keluarganya yang meninggal. Namun mereka tetap optimis kalau anggota keluarga yang lain bisa selamat dari bencana alam tersebut,” sebutnya.

Mengetahui adanya pengungsi asal Lumajang, PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan bagi pengungsi tersebut. Bantuan itu, diantarkan bersamaan dengan bantuan yang akan dikirim ke Lumajang.

“Alhamdulillah kondisi mereka baik-baik saja. Meski sedang dilanda musibah, mereka tetap ikhlas menerima cobaan itu. Untuk meringankan beban mereka, kami salurkan sejumlah bantuan sosial untuk mereka. Harapannya mereka bisa tetap bertahan selama dalam masa pengungsian ini,” ungkap Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo M. Munir. (tm/iwy)


Bagikan Artikel