Anjal Insyaf yang Bertekad Harumkan Tanah Kelahiran
KOTAANYAR – Nama Holy Kimy mulai dikenal di kalangan pemuda di Kabupaten Probolinggo. Musisi muda ini familiar manggung di beberapa daerah di Jawa Timur. Namanya juga cukup tenar di youtube. Namun, di balik sukses ini, Holy Kimy memiliki masa lalu yang kelam dan mengharukan.
Nama aslinya adalah Holili Kimy Dwi Pratama. Nama itu kemudian diringkas menjadi lebih keren: Holy Kimy. Ia terlahir pada 7 September 1995. Ketika usianya 2 tahun, ia sudah menyandang status yatim karena ayahnya meninggal dunia. Ia kemudian diasuh oleh ibu dan kakaknya.
Hidup Holy berada di bawah garis kemiskinan. Biaya pendidikannya ditanggung oleh sang kakak yang kerjanya mencari rumput untuk pakan ternak. Penyebabnya, ibunda Holy sakit-sakitan. Pada saat ia menginjak bangku 1 SMK, ibundanya berpulang ke pangkuan Yang Kuasa.
“Saat itu saya jadi nakal. Saya depresi dan jadi anak jalanan. Nebeng truk ke Bogor dan Jakarta sudah biasa saya lakukan. Urusan sekolah saya akhirnya terbengkalai. Saya sering bolos dan tidur di kelas,” kenang alumnus SMKN 1 Kotaanyar ini.
Ia memiliki tato di bawah mata kirinya. Ia mengartikannya dengan tangisannya atas kepergian ayah dan bunda. Hari demi hari ia lalui. Sang kakak sudah berulang kali memberi nasihat agar dia keluar dari dunia kelamnya. “Tapi saya saja yang bandel, nggak mau dengar,” ucap anak bungsu dari 2 bersaudara ini.
Namun jerih payah sang kakak akhirnya berhasil meluluskan Holy dari masa pendidikannya. Ia lulus pada 2015. Kendati saat itu ia masih belum bisa keluar dari pergaulan bebasnya dengan sesama anak jalanan.
“Barulah pada 2017 saya insyaf. Waktu itu saya merenung di malam hari. Saya menyesal melakukan itu semua. Saya takut ayah dan bunda saya di sana kecewa dengan anaknya ini,” tutur Holy dengan nada suara terbata.
Ia memang memiliki bakat dalam bernyanyi. Suatu ketika ia pernah diajak oleh ayah angkatnya di Jimbaran, Bali. Holy diberi kesempatan bernyanyi di sebuah kafe. Responnya bagus.
“Lalu saya diajak oleh Haji Aan, manggung di kafenya di Triwungan, Kotaanyar. Sambutannya baik. Saya juga membuat cover lagu dan diupload di youtube,” kata warga Desa Talkandang Kecamatan Kotaanyar tersebut. Viewernya cukup banyak hingga di angka ratusan ribu.
Ia lalu bekerjasama dengan Adam Zain yang bertindak sebagai manajernya. Karirnya mulai naik. Ia mendapatkan banyak job manggung. Mulai dari lingkup lokal hingga luar daerah di Jawa Timur.
“Pernah manggung di Surabaya, Malang, Jombang, dan Pamekasan. Alhamdulillah, ini berkat kerjasama semua pihak, termasuk kawan-kawan saya,” ucapnya.
Selama 5 bulan terakhir, ia juga sudah menciptakan lagu sendiri. Dari 9 lagu yang ia ciptakan, 3 diantaranya sudah dirilis di channel youtube. Single pertama berjudul Ayah dan Bunda.
“Kedua, ‘Perasaan yang Tertukar’ dan terakhir ‘Jejakmu yang Bekas’. Insha Allah sebentar lagi rilis single keempat. Judulnya ‘Penikmat Sepi’. Nanti kami upload di youtube. Semua lagu yang saya ciptakan berasal dari kisah nyata kehidupan saya pribadi,” ungkapnya.
Kini, ia merasakan kesuksesan dalam karir musiknya. Tarif manggung lokal Kabupaten Probolinggo kisaran Rp 1 juta – Rp 1,5 juta dengan durasi sekitar 1 jam. Sedangkan jika di luar daerah, ia pernah mendapatkan job manggung senilai Rp 7 juta. “Saya punya cita-cita. Yang paling penting adalah ingin mengharumkan nama sekolah dan Probolinggo,” tuturnya.
Ia juga ingin dibanggakan oleh orang sekeliling. Termasuk oleh sekolahnya dulu. Pasalnya, ia menyadari bahwa ia dulu adalah pelajar yang paling nakal. Ia ingin memberi bukti bahwa Holy sudah berubah menjadi baik. “Saya juga berharap almarhum ayah dan bunda saya bisa bangga dengan anaknya ini di alam sana,” kata Holy. (awi/iwy)