Pendidikan

Doa Bersama Jelang UNBK, Ribuan Pelajar Menangis


KRAKSAAN – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bakal dilangsungkan bulan depan. Sebagaimana tradisinya, ada kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan para pelajar sebelum menghadapi ujian nasional (unas) tersebut. Itu yang terjadi di Masjid Agung Ar-Raudhah, Kraksaan, kemarin (30/3).

Acara doa bersama di Masjid Jamik Ar-Raudhah itu kemarin dimulai sekitar pukul 08.00. Para siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Probolinggo berdatangan memadati masjid.

Para pelajar itu berasal dari sekitar 20 lembaga pendidikan di Kraksaan dan sekitarnya. Jumlah mereka sekitar 10 ribu pelajar. Mereka mengikuti kegiatan tersebut dengan masih mengenakan seragam lengkap, dan didampingi oleh gurunya.

Kegiatan itu membuat halaman dan area pakir masjid jadi penuh sesak. Sebagian kendaraan sampai terpaksa diparkir di sekitar halaman taman alun-alun Kota Kraksaan. Sembari menunggu peserta yang lain, musik hadrah dilantunkan.

Lalu tepat pukul 09.00, acara dimulai. Para peserta nampak tenang menyimak serangkaian agenda acara. Selesai sambutan-sambutan, acara inti dimulai, yaitu doa bersama yang dipimpin KH Ali Mustofa dari Ponpes  Nurul Ulum, Malang.

Ulama berjubah dan bersurban itu mulai memimpin doa disertai siraman rohani. Tak disangka, isak tangis para pelajar langsung pecah dari berbagai sudut. Terlebih ketika Gus Ali, sapaan KH Ali Mustofa, menyinggung tentang peran ibu.

“Bagaimana perasaa kalian, jika melihat dengan mata kalian sendiri, ibu kandung kalian, ibu yang sangat kalian sayangi, ibu yang melahirkan kalian, dibungkus dengan kain kafan,” tutur Gus Ali sambil mengangkat kedua tangannya.

Seketika, suara tangis semakin lantang terdengar. Bahkan dua pelajar cewek terlihat saling berpelukan lantaran tak kuat menahan tangisnya. Air mata yang tak terbendung lagi, membuat hijab mereka basah.

Nampak jelas, tangisan air mata itu membuat wajah mereka pucat kemerah-merahan. Tak sedikit yang matanya seperti bengkak lantaran kebanyakan menitikkan air mata. 

Andrea Natasya (18), salah satu siswi SMK 2 Kota Kraksaan mengaku  sangat terharu dan terbawa emosi saat acara doa bersama. Renungan yang disampaikan Gus Ali sangat menyentuh jiwanya. “Saya sangat tersentuh sekali. Saya sampai sadar kalau saya sudah banyak dosa pada ibu saya,” ungkapnya.

Gadis yang akrab disapa Natasya itu menyampaikan, dari renungan itu, dirinya juga menyadari bahwa perjuangan orang tua untuk mensukseskan dirinya sangat luar biasa. “Saya juga nggak kuat menahan tangis,” ujar wanita asal Desa Wangkal Kecamatan Gading itu.

Hal senada juga disampaikan Fanella (18) salah satu siswi dari SMA 1 Kota Kraksaan. Ia mengatakan, dirinya sangat tersentuh dari renungan tersebut. Isak tangis yang membasahi wajahnya itu akan membuat dirinya semakin termotivasi untuk terus berjuang meraih sukses.

“Saya nggak ingin mengecewakan orang tua dan guru saya. Saya ingin terus meraih cita-cita saya, supaya orang tua dan guru saya bangga. Karena perjuangan mereka untuk saya sudah cukup besar,” jelas gadis itu.  (yek/iwy)

Para pelajar putri menangkupkan kedua telapak tangannya saat memanjatkan doa agar bisa menjalani UNBK dengan lancar. (Abdul Jalil/Koran Pantura)


Bagikan Artikel