Pendidikan

Kades Pandansari Tiarso saat mengunjung TK Pandansari I, kemarin (13/3). (Istimewa)

Pagi Ortu Sibuk, Sore Baru Masuk TK


SUMBER – Jam masuk siswa TK di 2 desa di Kecamatan Sumber, tak sama dengan desa lainnya di Kabupaten Probolinggo. Baik guru maupun siswanya masuk pada sore hari. Alasannya masuk akal. Pada pagi hari, orang tua para siswa sibuk di ladang untuk merawat tanamannya. Mereka baru bisa mengantar putra-putrinya ke TK pada sore hari.

Aktivitas belajar mengajar TK Pandansari I dilangsungkan di gedung TP PKK desa setempat. Pada pagi hari, ruang kelas TK sepi. Tak tampak satu siswa yang hadir di tempat tersebut. Sebab aktivitas sekolah dilakukan pada sore hari.

Sebelum memasuki pukul 14.00, satu per satu siswa datang ke sekolah dengan diantar orang tuanya. Aktivitas seperti itu sudah cukup lama berlangsung. “Warga bersepakat kegiatan sekolah dilakukan pada sore hari. Kalau pagi, orang tuanya banyak yang ke ladang,” ujar Kepala Desa Pandansari Tiarso pada Koran Pantura, kemarin (13/3).

Menurutnya, jika jam sekolah TK diterapkan pada pagi hari, ia justru merasa khawatir. Sebab, bisa saja yang bersekolah TK jumlahnya akan sangat sedikit.

“Kalau masuk pagi, yang mau mengantar anak ke sekolah tidak ada. Malah ada juga anak yang ikut ke ladang karena di rumah tidak ada yang momong,” katanya. “Kalau masuk sore, banyak siswanya,” imbuhnya.

Tiarso mengatakan, jam sekolah pada sore hari hanya beraku pada siswa TK. Sementara, untuk SD ke atas, tetap bersekolah pada pagi hingga siang hari. “Kalau SD kan sudah bisa berangkat ke sekolah tanpa diantar orang tua,” ungkapnya.

Karena masuk pada sore hari, jam belajar di TK tidak terlalu lama. Masuk pada pukul 14.00, para siswa berikut orang tuanya sudah bisa pulang pada pukul 15.30.

“Belajarnya seperti biasa. Tidak ada perbedaan dengan jam masuk pagi. Hanya saja, penerapan jam sore ini ada konsekuensinya. Guru yang mengajar tidak berasal dari luar desa. Tapi dari desa sendiri,” kata Tiarso.

Meski demikian, ia tak mempersoalkan kondisi tersebut. Bagi Tiarso, penerapan jam masuk sore itu justru harus terus didukung. Sebab ia menilai pendidikan sangat penting, apalagi pendidikan kepada anak usia dini.

“Kalau dari kecil sudah semangat, yang pasti besar nanti akan tetap semangat. Dan, ini menunjukkan masyarakat sini sudah sadar akan pentingnya pendidikan,’ tegasnya.

Kebijakan serupa juga diterapkan di Desa Wonokerso. Nestuni, salah seorang guru TK setempat mengatakan, mayoritas warga Wonokerso menggantungkan hidupnya dari pertanian. Sehingga, di pagi hari hampir tak ada aktivitas mengantar anak ke TK. “Makanya jam masuk digeser ke sore hari,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, tidak ada perbedaan mencolok terkait aktivitas belajar. “Mungkin kalau sore lebih santai karena semua pekerjaan orang tuanya juga sudah rampung,” terangnya.

Menurutnya, warga setempat sudah cukup sadar arti penting pendidikan. “Pendidikan ini nomor satu. Pendidikan bagi para orang tua di sini, telah dipercaya akan mengangkat derajat keluarga. Meski hujan, siswa tetap diantar ke sekolah agar tetap masuk dan bisa belajar,” ungkap Nestuni. (rul/eem)


Bagikan Artikel