Tahun Ajaran Baru, Seragam Batik Baru
KRAKSAAN – Beberapa tahun lalu, Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari pernah memberi tantangan kepada Industri Kecil dan Menengah (UKM) batik Kabupaten Probolinggo. Yakni untuk menyediakan batik harga terjangkau yang bisa dipakai kalangan pelajar. Tantangan itu akan segera terjawab. Pada tahun ajaran baru mendatang, program tersebut bakal direalisasikan.
Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina. Ia mengatakan, program tersebut merupakan wujud nyata kepedulian Bupati Probolinggo terhadap perajin batik lokal Probolinggo.
“Setelah mendapatkan tantangan dari Bupati, asosiasi perajin batik menjawabnya dengan membuatkan batik cap untuk seragam siswa. Setelah melalui kajian dan koordinasi, Insya Allah tahun ini mulai dilaksanakan,” tutur Dewi, Selasa (19/2).
Realisasi program itu akan melibatkan 15 IKM batik yang total memiliki perajin batik sebanyak 236 karyawan. Asumsi jumlah produksi mencapai 505 lembar per hari. IKM yang tergabung dalam asosiasi perajin batik itulah yang akan memproduksi kebutuhan seragam batik siswa mulai SD hingga SMA/SMK sederajat.
“Seragam batik tingkat SD berwarna merah, tingkat SMP berwarna biru dan tingkat SMA berwarna abu-abu. Motif cap yang dibuat nanti khas Probolinggo yaitu gabungan motif Bromo, Mangga, Daun Mangga, Air dan ada juga motif Tut Wuri Handayani,” bebernya.
Ukuran kain batik yang nantinya dibuat untuk SD 1,25 meter x 1,15 meter. Sedangkan SMP dan SMA ukuran 1,75 x 1,15 meter. Rencana awal, Dispendik hanya menginstruksikan siswa kelas yang baru masuk pada tahun ajaran baru 2019/2020 ini.
“Jadi, kelas 1 SD dan 1 SMP saja. Tapi hasil rapat tadi (kemarin, red) juga ada usulan dari Dispendik Provinsi Cabang Probolinggo bahwa untuk SMA/SMK bisa serentak seluruh kelas,” paparnya.
Berdasar data awal, jumlah seragam batik yang bakal diproduksi dan dikenakan siswa sebanyak 48.943 lembar. Para siswa yang mengenakan adalah SD/MI kelas I, SMP/MTs kelas VII dan SMA/SMK/MA kelas X. Rinciannya, SD sebanyak 13.015, MI 6.585, SMP 6.688, MTs 8.173, SMA/SMk 9.047 dan MA 5.435 siswa.
“Perajin siap dan desain siap. Tahun ajaran baru 2019/2020 peserta didik harus pakai seragam batik dari Kabupaten. Makanya, jauh-jauh hari kami sosialisasikan agar lembaga pendidikan sudah menyiapkan,” paparnya.
Harga jual per lembar batik dibanderol sebesar Rp 75 ribu. Walaupun, Dewi menyadari ada beberapa kepala sekolah di wilayah tertentu yang keberatan dengan harga tersebut. Karena dinilai cukup mahal.
“Nanti itu bisa dicarikan solusinya. Seperti penggunaan PIP (Program Indonesia Pintar) yang anggarannya juga bisa dibelikan seragam, bukan hanya tas dan alat tulis,” urainya.
Sejauh ini, nota dinas sudah di-ACC oleh Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari. Namun pihaknya masih menunggu Surat Edaran (SE) dari Bupati dan petunjuk teknisnya. Termasuk pembagian jatah produksi.
“(Jatah) itu disesuaikan dengan jumlah karyawan yang dimiliki setiap IKM. Kami berharap, mulai Maret ini IKM sudah mulai nyicil membuatnya. Kami juga mewarning agar lembaga sekolah tidak terlibat dalam bisnis ini. Kalau diakomodir koperasi, masih diperbolehkan,” tegas Dewi. (awi/eem)